Minggu, 28 Oktober 2012

Ponakan? Adik? Atau Anak?

Judulnya sungguh sangat ambigu,itu menurut saya haha. Saya mempunyai dua laki-laki kecil,bernama Aras dan Abil. Mereka ponakan saya. Mereka adik saya. Dan mereka juga anak saya,upss :O

Sejujurnya mereka adalah ponakan saya. Ponakan yang lucu tapi kadang-kadang membuat tingkat amarah saya sudah dibatas ambang maksimum. Ponakan yang kadang tingkahnya ajaib seajaib kantong doraemon. Ponakan yang kadang membuat saya terharu dengan kasih sayangnya. Mereka memanggil saya dengan sebutan tante (tapi kadang-kadang mereka memanggil saya,bundadari-seperti panggilan ibu peri di salah satu sinetron kesukaan Abil haha).

Saya pribadi, tidak merasa "hanya memainkan peran" sebagai tante buat mereka. Multiperan. Yaaa, saya mempunyai banyak peran (perannya protagonis semua loh). Selain menjadi tante, saya juga merasakan peran menjadi seorang kakak. Seorang kakak perempuan yang menjadi panutan buat dua orang koboi junior. Mungkin ini jawaban dari keinginan saya mempunyai adik. Sedikit aneh, ketika suatu hari Abil memanggil saya dengan sebutan,teteh-kakak dalam Bahasa Sunda.

Disisi lain, saya merasakan menjadi seorang ibu yang mempunyai dua orang anak. Bagaimana tidak, ketika bersama mereka sikap ke-ibu-an saya keluar. Mulai dari memeluk mereka ketika sedih, mencium mereka ketika lucu, dan mengusap kepala mereka ketika lagi belajar. Dan ketika mama papa (Kakak saya) mereka sedang berpergian, mereka selalu tidur dengan saya sambil minta dipeluk (Tante..Abil ga bisa tidur kalau ga dipeluk,tante kayak mama ya..meluk abil kalau tidur-kata Abil ketika ditinggal mama papanya ke Aussie). Peran ini buat saya belajar nantinya jika sudah mempunyai anak *target nikah muda*

Kemarin dan hari ini kami bertiga menghabiskan waktu bersama. Ada hal yang saya ajarkan buat mereka, yaitu naik angkot. Sebelumnya mereka sangat jarang naik angkot. Ketika saya mengusulkan kita naik angkot saja, mereka sangat antusias. Tapi antusias mereka hanya sekedar niat, begitu di angkot mereka kurang nyaman tapi mereka pinter menyembunyikannya. Kasihan juga melihat mereka. Tapi ini ajaran yang baik buat mereka, biar mereka terbiasa naik angkot dan mandiri :)

Sekarang, hari ini dan 12 hari kedepan, saya memainkan peran tante, kakak dan ibu buat mereka. Kakak saya sedang melakukan perjalanan keliling Eropa dan saya diberi amanah dan tanggung jawab buat menjaga ponakan,adik atau anak saya dibantu dengan mbak dirumah.

Kalau ada yang bertanya gimana rasanya jadi seorang tante? Maka jawaban saya, biasa aja.

Kalau ada yang bertanya gimana rasanya punya adik? Maka jawaban saya, tanyakan kepada mereka yang punya adik (susah diaturkah adik kalian?)

Kalau ada yang bertanya gimana rasanya punya anak? Maka jawaban saya, tanyakan kepada mama kalian dirumah hahaha

Banyak kisah yang saya dapatkan dari dua lekaki tampan ini. Aras, kelas 2 SMP, yang selalu saja curhat apapun masalahnya. Abil, kelas 3 SD, lucu dan menggemaskan.

"Tante sakit? Abil buatin susu ya."

"Tante, Bilit (sapaan Abil dirumah) sayang banget sama tante."

"Tante kok sering pulang malem? Ga ada yang temani Bilit maen."

"Tante ini kotak ya buat nyimpen pentul dan bros."

"Tante, jangan marah.."

"Tante mau ikut ke Puntang *sambil nangis*"


Abil
Abil dan Aras
Ketika di angkot
Aras merasa kurang nyaman
Tante, genggam terus tangan Abil ya..
Cie yang lagi serius 

I love you, boys :*

0 komentar:

Posting Komentar